SERIAL PETIKAN RIYADUS SHOLIHIN BAB 3 SABAR
HADIST N0 38
PADA
MUSIBAH TERDAPAT 2 PAHALA
Hadist 38
وَعَنْ
ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: دَخَلْتُ عَلَى النَّبيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوِ يُوعَكُ، فَقُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّكَ
تُوْعَكُ وَعْكًا شَدِيْدًا، قَالَ: « أَجَلْ إِنِّي أُوْعَكُ كَمَا يُوْعَكُ
رَجُلاَنِ مِنْكُمْ » قُلْتُ: ذَلِكَ أَنَّ لَكَ أَجْرَيْنِ؟ قَالَ: « أَجَلْ
ذَلِكَ كَذَلِكَ، مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى، شَوْكَةٌ فَمَا فَوْقَهَا
إلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا سَيِّئَاتِهِ، وَحُطَّتْ عَنْهُ ذُنُوْبُهُ كَمَا
تَحُطُّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا. » مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku
pernah menziarahi kediaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang
baginda dalam keadaan demam, kemudian aku berkata, “Wahai Rasulullah,
demam yang menimpa engkau sangat parah.”
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Benar, aku terkena demam,
seperti demam dua orang di antara kalian.”
Aku berkata, “Dengan demikian, engkau mendapatkan pahala dua
kali lipat?”
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab, “Ya, benar demikian. Begitu
juga tidak ada seorang muslim pun yang tertimpa musibah (gangguan), baik tertusuk
duri atau pun yang lebih parah, melainkan Allah akan memberinya balasan dengan
menghapuskan kesalahan-kesalahannya dan menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana
dedaunan berguguran dari pohonnya.”
[Shahih Al-Bukhari no. 5648. Muslim no. 2571]
Penjelasan.
Dalam hadits Abu Said dan Abu Hurairah serta Ibnu Mas'ud terdapat dalil bahwa
manusia bisa dihapuskan dosanya karena ditimpa rasa gelisah, lelah, rasa gundah dan
lain-lain. Itu merupakan karunia Allah
Ta'ala. Allah menguji hambanya dengan musibah sehingga musibah tersebut menjadi
penghapus dosanya.
Di dunia ini, tidak ada seorang pun yang selalu berada
dalam keadaan bahagia. Kehidupan adalah campuran dari berbagai emosi dan
pengalaman; kadang kita merasa bahagia, kadang sedih, kadang mendapatkan
sesuatu yang kita inginkan, dan kadang tidak mendapatkan apa-apa. Setiap orang
pasti akan menghadapi berbagai musibah, baik yang menimpa dirinya sendiri,
tubuhnya, masyarakatnya, maupun keluarganya. Musibah yang menimpa manusia
sangatlah banyak dan beragam, tidak terhitung jumlahnya.
Seorang
mukmin, seluruh urusannya adalah kebaikan. Jika ia tertimpa musibah dan
bersabar, maka hal itu menjadi kebaikan baginya. Jika ia mendapatkan kesenangan
dan bersyukur, maka hal itu juga menjadi kebaikan baginya.
Jika kamu tertimpa musibah, janganlah mengira bahwa kegundahan
dan rasa sakit yang kamu alami akan berlalu begitu saja tanpa makna. Semua itu
akan diganti dengan yang lebih baik; dosa-dosamu akan dihapuskan karena musibah
tersebut, sebagaimana dedaunan yang gugur dari pohonnya. Ini adalah bentuk
kenikmatan dari Allah. Semakin tinggi kesabaran seseorang, semakin banyak
pahala yang akan diterimanya.
Musibah itu ada dua macam:
1.
Kadang seseorang yang tertimpa musibah ingat akan pahala dan
mengharapkannya dari Allah. Dalam musibah ini, terdapat dua pahala: penghapusan
dosa dan penambahan kebaikan.
2.
Kadang dia lalai, hatinya merasa sempit, dan lupa niat untuk
mengharapkan pahala atas musibah itu. Dalam kondisi ini, musibah hanya
menghapus kesalahannya saja. Namun, dia tetap beruntung saat musibah
menimpanya.Dia beruntung karena dihapuskan kesalahan dan dosanya walau tanpa
mendapat pahala, karena dia tidak meniatkan apa-apa, tidak sabar, dan tidak
mengharapkan pahala.
Oleh karena itu, jika seseorang tertimpa musibah, meskipun hanya
berupa tusukan duri, sebaiknya dia mengharapkan pahala dari Allah atas musibah
tersebut. Hal itu merupakan anugerah dan
kebaikan Allah Ta’ala, di mana Dia menguji orang yang beriman lalu memberikan
pahala kepadanya atas ujian tersebut atau menghapuskan kesalahannya karena
musibah itu. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Marilah kita renungkan ayat ayat suci Al quran yang relevan dengan masalah ini
1.
Surat Asy-Syura ayat 30:
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ
اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
"Dan apa
saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu
sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)."1
2.
Surat At-Taghabun ayat
11:
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ
اللّٰهِۗ وَمَنْ يُّؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ يَهْدِ قَلْبَهٗۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ
عَلِيْمٌ
"Tidak ada suatu musibah pun yang
menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman
kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."1
Ayat-ayat ini mengajarkan kita bahwa musibah adalah
bagian dari ujian hidup yang diberikan oleh Allah untuk menguji kesabaran dan
keimanan kita. Dengan bersabar dan mengharapkan pahala dari Allah, kita bisa
mendapatkan penghapusan dosa dan tambahan kebaikan.