Menghormati Orang Tua dan Guru: Filosofi di Balik Tradisi Cium Tangan

Santri santri SDIT BIAS ASSALAM Mencium tangan Gurunya seusai upacara Bendera

Tradisi mencium tangan orangtua dan guru merupakan salah satu bentuk penghormatan yang mendalam dalam budaya kita. Tindakan ini bukan hanya sekadar gestur fisik, tetapi juga sarat dengan makna dan nilai-nilai luhur yang diajarkan sejak dini. Dalam Islam, menghormati orangtua dan guru memiliki landasan yang kuat, sebagaimana tercermin dalam beberapa ayat Al-Qur’an.

 

Makna dan Filosofi di Balik Tradisi Mencium Tangan

  1. Penghormatan dan Kasih Sayang Mencium tangan orangtua dan guru adalah simbol penghormatan dan kasih sayang. Tindakan ini menunjukkan rasa hormat yang tinggi dan pengakuan atas peran penting mereka dalam kehidupan kita. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرً

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (QS. Al-Isra: 24)
Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu menghormati dan menyayangi orangtua, serta mendoakan mereka dengan tulus.

  1. Pengakuan atas Ilmu dan Bimbingan Guru adalah sosok yang memberikan ilmu dan bimbingan. Mencium tangan guru adalah bentuk pengakuan atas jasa mereka dalam mendidik dan membimbing kita. Dalam Islam, menuntut ilmu dan menghormati guru sangat ditekankan. Rasulullah SAW bersabda:
    تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ وَعَلِّمُوهُ النَّاسَ وَتَوَاضَعُوا لِمَنْ تَعَلَّمْتُمْ مِنْهُ وَتَلَطَّفُوا بِمَنْ تُعَلِّمُونَ

(رواه الطبراني)

Artinya: “Pelajarilah ilmu dan ajarilah (manusia) dan rendahkanlah diri kepada guru dan berlaku lemah lembutlah terhadap murid-muridmu.” (HR. Thabrani)1

Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya ilmu dan peran guru dalam kehidupan seorang Muslim.

 

  1. Ketaatan dan Kepatuhan Tradisi mencium tangan juga mencerminkan ketaatan dan kepatuhan kepada orangtua dan guru. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14)
Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya berbuat baik dan taat kepada orangtua sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.

Kesimpulan

Tradisi mencium tangan orangtua dan guru adalah warisan budaya yang penuh dengan nilai-nilai luhur. Tindakan ini tidak hanya menunjukkan rasa hormat dan kasih sayang, tetapi juga mengajarkan kita tentang pentingnya ilmu, ketaatan, dan pengakuan atas jasa orangtua dan guru. Dengan memahami filosofi di balik tradisi ini, kita dapat lebih menghargai dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Video



    
   

PPDB 2025-2026


Follow us


Kontak


Alamat :

Jl Dadali No. 12 Randugunting

Telepon :

0283 4534 123 - 0852-2527-3641

Email :

humaspsb2019@gmail.com

Website :

www.biastegal.sch.id

Media Sosial :

Banner


Visitor