SERIAL PETIKAN RIYADUS SHOLIHIN BAB 3 SABAR HADIST NO 52 TELAGA AL -KAUTSAR BALASAN BAGI ORANG ORANG YANG SABAR

Hadits no. 52.

وَعَنْ أَبِيْ يَحْيَى أُسَيْدِ بْنِ حُضَيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا مِنَ الْأَنْصَارِ قَالَ‏:‏ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَلَا تَسْتَعْمِلُنِيْ كَمَا اسْتَعْمَلْتَ فُلاَنًا فَقَالَ‏:‏ « إِنَّكُمْ سَتَلْقَوْنَ بَعْدِيْ أَثَرَةً فَاصْبِرُوْا حَتَّى تَلْقَوْنِي عَلَى الْحَوْضِ‏ » ‏مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ‏.

Dari Abu Yahya, Usaid bin Hudhair radhiyallahu anhu, bahwa ada seorang sahabat dari kalangan Anshar berkata, “Wahai Rasulullah, maukah engkau mempekerjakan aku sebagaimana engkau mempekerjakan si Fulan?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sepeninggalku nanti, kalian akan mendapati monopoli (orang-orang yang mementingkan diri sendiri) maka bersabarlah kalian hingga kalian bertemu denganku (pada hari Kiamat) di telaga surga (Haudh).”


[Shahih Al-Bukhari no. 3792. Muslim no. 1845]


Penjelasan.


Hadits Abu Yahya Usaid bin Hudhair radhiyallahu anhu, mirip seperti hadits Abdullah bin Mas'ub, dia mengabarkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan terjadi sepeninggalku nanti kalian akan mendapati monopoli.”


Namun demikian Rasulullah juga bersabda, “Maka bersabarlah sampai hingga kalian bertemu denganku (pada hari kiamat) di telaga surga (Haudh).”


Yakni, jika kamu bersabar, Allah akan membalas kamu atas kesabaran itu dengan memberimu minum dari telaga-Nya, telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Ya Allah jadikanlah kami semua dapat mengunjungi dan bisa meminum dari telaga itu.”


Telaga ini terdapat di hari Kiamat pada tempat dan waktu di mana manusia sangat membutuhkannya, kerana pada tempat dan waktu di hari akhir ini manusia mengalami kegelisahan, kegundahan, petaka, kucuran keringat, rasa panas yang menjadikan mereka sangat membutuhkan air, lalu mereka mendatangi telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Telaga yang sangat luas, panjangnya sejauh perjalanan satu bulan dan lebarnya juga sejauh perjalanan satu bulan. Airnya mengucur dari dua mata air sungai Al-Kautsar. Dia adalah sungai dari surga yang diberikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Kedua mata air itu mengucurkan air yang lebih putih daripada susu, lebih manis dari madu, lebih wangi dari kasturi, dan di dalamnya terdapat cawan yang mengkilap, indah, dan bagaikan bintang. Barangsiapa yang minum darinya walaupun seteguk, maka dia tidak akan merasakan haus selama-lamanya. Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang yang minum darinya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membimbing umatnya untuk bersabar terhadap monopoli yang akan mereka alami. Kesabaran mereka terhadap kezaliman para pemimpin merupakan sebab mereka diberikan kesempatan untuk mengunjungi dan minum dari telaga tersebut.

Dengan demikian, hadits ini menganjurkan untuk bersabar dalam menghadapi pemimpin yang memonopoli hak-hak rakyat. Namun, perlu kita ketahui bahwa manusia akan diberikan pemimpin sesuai dengan perilaku mereka.

Apabila mereka buruk dalam berinteraksi dengan sesama dan buruk bermuamalah dengan Allah, maka Allah akan memberikan pemimpin yang sesuai dengan kejelekan perilaku mereka. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

“Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang zalim berteman dengan sesamanya, sesuai dengan kecenderungan karakternya

وَكَذٰلِكَ نُوَلِّيْ بَعْضَ الظّٰلِمِيْنَ بَعْضًا ۢ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

“Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang zalim berteman dengan sesamanya, sesuai dengan apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 6:129)

Rakyat yang shalih akan dikaruniakan pemimpin yang shalih pula. Begitu juga sebaliknya.

 

Dikisahkan bahwa seorang lelaki dari kaum Khawarij datang menghadap Ali bin Abi Thalib dan berkata kepadanya, “Wahai Ali, bagaimana bisa orang-orang memprotesmu dan tidak memprotes Abu Bakar dan Umar?” Kemudian Ali menjawab, “Karena sesungguhnya rakyat Abu Bakar dan Umar adalah aku dan orang yang seperti aku, sedangkan rakyatku adalah kamu dan orang-orang sepertimu!”

Yakni, dalam dirimu tidak ada kebaikan, maka itulah yang menjadi penyebab protes dan perpecahan mereka terhadap Ali bin Abi Thalib serta penyebab pembangkangan mereka terhadapnya bahkan sampai mereka membunuhnya.

Dikisahkan pula bahwa seorang raja dari Bani Umayyah mendengar komentar rakyat mengenai dirinya. Lalu dia mengumpulkan pemuka dan tokoh masyarakat. Menurut hemat saya, raja tersebut adalah Abdul Malik bin Marwan. Lalu dia berkata kepada mereka, “Wahai rakyatku sekalian, apakah kalian menginginkan aku bersikap seperti Abu Bakar dan Umar kepada rakyatnya?” Mereka menjawab, “Ya!” Maka Raja tadi  berkata, “Jika kalian menginginkan hal itu, maka jadilah kalian seperti rakyat Abu Bakar dan Umar!”


Allah Ta’ala Mahabijaksana. Dia akan memberikan kepada rakyat seorang pemimpin sesuai dengan amal perbuatan mereka. Apabila perbuatan mereka buruk, maka mereka pun akan diperlakukan buruk oleh pemimpinnya. Sebaliknya, apabila amal perbuatan mereka baik, maka mereka pun akan diperlakukan baik.

Namun demikian, tidak diragukan lagi bahwa kebaikan pemimpin menjadi tolok ukur. Apabila pemimpinnya baik, maka rakyatnya pun akan baik, karena dia adalah penguasa. Dia dapat memberantas orang yang menyimpang dan memberikan pelajaran kepada orang yang zalim

Video



    
   

Guru dan Karyawan


Data Guru tidak ada

PPDB 2026-2027


Follow us


Kontak


Alamat :

Jl Dadali No. 12 Randugunting

Telepon :

0283 4534 123 - 0852-2527-3641

Email :

humaspsb2019@gmail.com

Website :

www.biastegal.sch.id

Media Sosial :

Berita Terbaru


Image

Lampu yang Padam

Image

Berlomba dalam Senyap

Image

Itsar: Seni Mengutamakan Orang Lain

Image

Menjadi Kaya dengan Berbagi

Image

Kebiasaan Kecil yang Menghidupkan

Banner


Visitor