Tawakal: Berserah Tapi Tetap Bergerak

โ€œKenapa ya, ada orang yang kerjanya kelihatan santai, tapi hidupnya tenang dan rezekinya ngalir terus? Sementara ada yang banting tulang dari pagi sampai malam, tapi tetap saja serba kekurangan?โ€

Pertanyaan itu meluncur dari ujung percakapan kami, disampaikan dengan nada lirih namun penuh perenungan. Barangkali itu juga suara hati banyak orang hari ini. Di tengah dunia yang bergerak cepat, di mana usaha dianggap penentu segalanya, ada hal lain yang tak bisa diabaikan: tawakal. Sebuah kata yang sering diucapkan, tapi jarang dipahami dengan utuh.

Dalam diskusi yang mengalir itu, kami sepakat bahwa tawakal bukan soal duduk diam, apalagi menyerah. Tapi mengakui dengan penuh keyakinan bahwa ada kekuatan di balik setiap hasil. Bahwa usaha hanyalah kewajiban, sementara hasil adalah ketetapan. Tawakal adalah seni menggantungkan harapan pada Allah, sambil tetap melangkah dengan penuh ikhtiar. Imam Ahmad rahimahullah berkata, โ€œTawakal adalah amal hati: berserah kepada Allah, mempercayai-Nya, dan menyandarkan diri sepenuhnya kepada-Nya dalam urusan dunia dan akhirat.โ€ Sementara Ibnu Rajab Al-Hanbali menjelaskan, โ€œHakikat tawakal adalah keteguhan hati dalam bersandar kepada Allah ketika menghadapi suatu kemaslahatan.โ€ Maka tawakal bukan sekadar sikap batin, tapi keyakinan yang mendorong gerak yang seimbang antara usaha dan pasrah.

1. Allah-lah Yang Menentukan Rizki, Bukan Semata Usaha
Allah telah menetapkan rezeki setiap makhluk-Nya, bahkan sebelum ia dilahirkan ke dunia.
ูˆูŽูููŠ ุงู„ุณูŽู‘ู…ูŽุงุกู ุฑูุฒู’ู‚ููƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูŽุง ุชููˆุนูŽุฏููˆู†ูŽ
โ€œDan di langit terdapat rizkimu dan apa yang dijanjikan kepadamu.โ€
(QS. Adz-Dzariyat: 22)

Ayat ini menegaskan bahwa rizki bukan semata hasil dari logika, strategi, dan kerja keras manusia. Ia adalah ketetapan Allah yang dibagi sesuai hikmah dan ilmu-Nya yang Maha Luas.

2. Usaha adalah Kewajiban, Hasil adalah Ketetapan
Rasulullah ๏ทบ bersabda:

"ู„ูŽูˆู’ ุฃูŽู†ูŽู‘ูƒูู…ู’ ุชูŽูˆูŽูƒูŽู‘ู„ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุญูŽู‚ูŽู‘ ุชูŽูˆูŽูƒูู‘ู„ูู‡ูุŒ ู„ูŽุฑูุฒูู‚ู’ุชูู…ู’ ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูุฑู’ุฒูŽู‚ู ุงู„ุทูŽู‘ูŠู’ุฑูุŒ ุชูŽุบู’ุฏููˆ ุฎูู…ูŽุงุตู‹ุง ูˆูŽุชูŽุฑููˆุญู ุจูุทูŽุงู†ู‹ุง"
โ€œSeandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki: ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.โ€
(HR. Tirmidzi no. 2344 โ€“ Hasan)

Burung itu pergi pagi-pagi dalam keadaan laparโ€”itulah usaha. Dan ia kembali sore hari dalam keadaan kenyangโ€”itulah hasil yang ditetapkan oleh Allah. Tawakal tidak menafikan usaha. Letaknya justru di antara keduanya: berusaha sungguh-sungguh tanpa menggantungkan hati pada hasil.

3. Kenapa Ada yang Usahanya Kecil tapi Rizkinya Banyak?
Ada orang yang kerjanya tidak terlalu berat, tapi rezekinya tampak mudah dan berkah. Bisa jadi karena Allah sedang mengujinya dengan kelapanganโ€”apakah ia bersyukur? Bisa juga karena ada amal tersembunyi: sedekah yang istiqamah, doa orang tua yang tulus, atau mungkin shalat dhuha yang tidak pernah ditinggal. Atau karena ia tidak membebani dirinya dengan banyak keinginan dunia, maka Allah cukupkan kebutuhannya.

4. Kenapa Ada yang Usahanya Berat tapi Hasil Minim?
Sebaliknya, ada yang kerja keras siang malam tapi hasilnya tetap sempit. Mungkin Allah sedang mengujinya dengan kesempitanโ€”apakah ia sabar? Mungkin juga Allah sedang menjaga dirinya dari rezeki yang bisa membinasakan. Sebab, rezeki bukan hanya soal uang. Ia bisa berbentuk anak yang shalih, kesehatan, waktu untuk ibadah, ilmu yang bermanfaat, dan ketenangan jiwa.

5. Tawakal Memberi Kepastian di Tengah Ketidakpastian
Dalam hidup yang serba tak pasti, tawakal adalah jangkar yang menenangkan. Kita tidak tahu bagaimana hasil akhir dari setiap usaha. Tapi tawakal membuat kita tidak terombang-ambing. Karena kita tahu: tugas kita adalah bergerak, bukan mengatur hasil.

6. Tawakal Menumbuhkan Qanaโ€™ah: Rasa Cukup
Lebih dari sekadar mendapatkan rezeki, tawakal menumbuhkan sesuatu yang lebih dalam: rasa cukup. Rasulullah ๏ทบ bersabda:

ู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽูู’ู„ูŽุญูŽ ู…ูŽู†ู’ ุฃูŽุณู’ู„ูŽู…ูŽุŒ ูˆูŽุฑูุฒูู‚ูŽ ูƒูŽููŽุงูู‹ุงุŒ ูˆูŽู‚ูŽู†ูŽู‘ุนูŽู‡ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุจูู…ูŽุง ุขุชูŽุงู‡ู
"Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan Allah jadikan ia merasa cukup dengan apa yang diberi."
(HR. Muslim no. 1054)

Qanaโ€™ah membungkam keluh kesah, menjernihkan hati, dan melahirkan syukur. Orang yang qanaโ€™ah tak perlu dunia sebesar gunung, cukup baginya apa yang Allah beri dengan ketenangan hati.

7. Allah Menjamin Kecukupan bagi yang Bertawakal
Dalam Al-Qurโ€™an, Allah menyatakan jaminan-Nya secara gamblang:

ูˆูŽู…ูŽู† ูŠูŽุชูŽูˆูŽูƒู‘ูŽู„ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููŽู‡ููˆูŽ ุญูŽุณู’ุจูู‡ู
โ€œDan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).โ€
(QS. Ath-Thalaq: 3)

Kata hasbuhuโ€”cukup baginyaโ€”mengandung makna perlindungan, pemeliharaan, dan pemenuhan segala kebutuhan hidup. Cukuplah Allah bagi hati yang percaya.

8. Tawakal adalah Jalan Menuju Kedewasaan Iman
Orang yang bertawakal tak akan guncang oleh keadaan. Ia tidak sombong saat berkelimpahan, dan tidak hancur saat ditimpa kesempitan. Tawakal menjadikan kita lebih dewasa secara spiritual. Karena kita tahu, bukan kita yang mengatur segalanya, tapi Allah-lah yang menggenggam semuanya.

Video



    
   

Guru dan Karyawan


Data Guru tidak ada

PPDB 2026-2027


Follow us


Kontak


Alamat :

Jl Dadali No. 12 Randugunting

Telepon :

0283 4534 123 - 0852-2527-3641

Email :

humaspsb2019@gmail.com

Website :

www.biastegal.sch.id

Media Sosial :

Berita Terbaru


Image

Lampu yang Padam

Image

Berlomba dalam Senyap

Image

Itsar: Seni Mengutamakan Orang Lain

Image

Menjadi Kaya dengan Berbagi

Image

Kebiasaan Kecil yang Menghidupkan

Banner


Visitor