: وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُون

Artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenang dan tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (AR RUM 21 )

Ayat diatas menjelaskan bahwa pernikahan merupakan keterpaduan antara ketentraman (sakinah), penuh rasa cinta (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah). Maka ada beberapa indikator dibawah ini yang mengarah terwujudnya keluarga Sakinah , kata Syamsul Huda.

1.Kemandirian Ekonomi: Dalam sebuah keluarga, kemandirian ekonomi adalah fondasi penting. Ini mencakup kemampuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa tergantung pada orang lain. Dalam konteks Islam, ini juga berarti menjalankan tanggung jawab ekonomi dengan cara yang halal dan etis.

2. Leadership Suami: Dalam Islam, suami dianggap sebagai pemimpin keluarga. Mereka bertanggung jawab untuk memberikan arahan dan membuat keputusan yang terbaik bagi keluarga. Jiwa kepemimpinan ini harus didasarkan pada kasih sayang, pengertian, dan rasa hormat terhadap anggota keluarga lainnya.

3.Pasangan yang Merasa Dimiliki oleh Allah: Dalam sebuah pernikahan, pasangan harus memahami bahwa mereka adalah amanah dari Allah. Mereka bukan “pemilik” satu sama lain, tetapi hanyalah “penjaga”. Ini membantu mencegah rasa kepemilikan yang berlebihan dan mempromosikan rasa hormat dan cinta.

4.Mengendalikan Ego Masing-Masing: Ego dapat menjadi penghalang dalam hubungan. Dalam Islam, penting untuk menempatkan kepentingan pasangan dan keluarga di atas kepentingan pribadi. Ini menciptakan suasana saling pengertian dan harmoni dalam keluarga.

5.Sering melakukan Kegiatan Bersama: Menghabiskan waktu bersama sebagai keluarga membantu memperkuat ikatan dan meningkatkan rasa cinta dan kasih sayang. Ini bisa berupa berdoa bersama, membaca Al-Qur’an, atau bahkan melakukan kegiatan rekreasi.