
Ridha Suami Pintu Surga
(Terinspirasi
dari Riyadhus Shalihin Bab 35)
Malam itu, Rina (32) duduk termenung
setelah menidurkan anaknya. Di grup WhatsApp, teman-teman lamanya sedang heboh
membicarakan “kebebasan perempuan”. Ada yang bangga bisa jalan-jalan tanpa
izin, ada yang menceritakan betapa serunya hidup tanpa harus “melayani suami”.
Rina terdiam. Ia bukan tidak
mengerti letihnya jadi istri. Dari pagi sampai malam, pekerjaan rumah tidak
pernah habis. Kadang suaminya pulang tanpa banyak kata, membuatnya merasa tak
dihargai. Namun, ia juga ingat pesan ibunya sejak remaja: “Nak, ridha suami
itu pintu surga. Jangan sia-siakan.”
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا صَلَّتِ
الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا
“Apabila seorang wanita menjaga
shalat lima waktunya,
وَصَامَتْ شَهْرَهَا
berpuasa di bulan Ramadhan,
وَحَصَّنَتْ
فَرْجَهَا
menjaga kehormatannya,
وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا
dan taat kepada suaminya,
قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ
أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
maka akan dikatakan kepadanya:
Masuklah ke surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki.”
(HR. Ibnu Hibban, shahih)
Ayat Al-Qur’an pun menegaskan:
﴿ فَٱلصَّـٰلِحَـٰتُ قَـٰنِتَـٰتٌ
حَـٰفِظَـٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ﴾
“Sebab itu, perempuan yang shalihah
adalah yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada,
karena Allah menjaga mereka.”
(QS. An-Nisa: 34)
Antara
Cinta dan Ridha
Bagi sebagian orang, hadits ini
terasa “berat”. Seolah perempuan hanya diberi jalan sempit menuju surga. Tapi
sebenarnya, inilah kemuliaan yang Allah mudahkan. Ibadah seorang istri ternyata
bisa berpuncak pada satu hal sederhana: meraih ridha suami.
Artinya, ketika seorang istri
mencurahkan cintanya dengan tulus, memasak sepiring nasi, atau menyambut
suaminya dengan senyum, itu bisa bernilai amal besar di sisi Allah.
Namun, penting diingat: ridha suami
bukan berarti menelan semua kesalahan suami tanpa batas. Nabi ﷺ pun menegaskan
bahwa suami punya kewajiban menafkahi, menyayangi, dan memperlakukan istri
dengan baik. Surga istri ada pada ridha suami, tapi ridha suami pun lahir dari
akhlak yang benar.
Menghidupkan
Kembali Kesadaran
Di era modern, banyak keluarga goyah
bukan karena kekurangan uang, melainkan karena hilangnya rasa hormat. Istri
merasa cukup dengan kerja rumahnya, suami merasa cukup dengan nafkahnya,
padahal keduanya sama-sama butuh cinta dan penghargaan.
Surga, ternyata, bisa jadi dekat
sekali. Mungkin ada di dapur tempat istri memasak dengan ikhlas. Mungkin ada di
ruang tamu ketika ia mendengarkan keluh kesah suaminya. Dan surga itu makin
dekat, ketika suami pun tahu diri: menanggapi cinta dengan cinta, ridha dengan
kasih sayang.
Video
Guru dan Karyawan
Data Guru tidak ada