Serial Petikan Riyadus Sholihin bab 3 , Sabar

“Raihlah Pahala Tanpa Batas Melalui Kesabaran

Pengantar: Ketika kita menghadapi cobaan dan musibah dalam hidup, kesabaran menjadi kunci untuk meraih pahala tanpa batas.Kesabaran yang dimaksud disini adalah kesabaran yang dinamis ,tetap mencari solusi seraya berharap pada pertolongan Allah  .  Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)

 Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi A.Penguat kesabaran, B.doa yang diajarkan Rasulullah SAW menghadapi musibah, serta C.kategori kesabaran yang membawa pahala tak terhingga dan D akibat ketidak bersabaran, E. Kisah kesabaran

A. Adapun Penguat Kesabaran adalah dibawah ini

1.Tawakkal (Bertawakal kepada Allah): Kesabaran terkait erat dengan tawakkal, yaitu meletakkan kepercayaan sepenuhnya kepada Allah. Ketika kita menghadapi musibah, kita harus bersabar dan mempercayakan segala urusan kepada-Nya. Tawakkal membantu menguatkan kesabaran karena kita tahu bahwa Allah adalah Pengatur segala hal.

 

2.Memahami Hikmah di Balik Musibah: Kesabaran juga melibatkan pemahaman bahwa setiap musibah memiliki hikmah dan tujuan yang mungkin tidak langsung terlihat. Allah berfirman,

وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَشَرلَّكُموَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَࣖ 

“Mungkin kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan mungkin (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216). Dengan memahami ini, kita dapat lebih sabar menghadapi cobaan.

3.Mengingat Pahala yang Tak Terbatas: Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an, orang-orang yang bersabar akan diberi pahala tanpa batas

اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

(QS. Az-Zumar: 10). Kesabaran membawa pahala yang lebih besar daripada musibah yang menimpa. Oleh karena itu, mengingat janji Allah tentang pahala yang tak terhingga dapat memperkuat kesabaran kita.

4.Menjaga Perilaku dan Ucapan: Kesabaran juga berarti menahan diri dari menggerutu atau marah ketika menghadapi musibah. Allah berfirman,

كَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً ۢ بِاِذْنِ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

“Dan berapa banyak suatu kaum yang sedikitnya dapat mengalahkan banyaknya dengan izin Allah; dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 249). Kesabaran dalam perilaku dan ucapan kita akan membawa manfaat di dunia dan akhirat.

 

B. Doa Menghadapi Musibah: Ketika kita tertimpa musibah, kita dapat berdoa dengan penuh keyakinan. Salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا

Artinya: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, berikanlah aku pahala dalam musibah yang menimpaku dan gantikanlah dengan yang lebih baik daripadanya.”


C. Kategori Kesabaran yang Mendapatkan Pahala Tanpa Batas:

a.       Sabar dalam Ketaatan kepada Allah: Ini mencakup keteguhan hati dalam menjalankan ibadah, berdakwah, menutup aurat, dan berbakti kepada orangtua dll.

b.       Sabar Meninggalkan yang Diharamkan: Kesabaran dalam menjauhi kemaksiatan dan menghindari larangan Allah.

c.       Sabar Menghadapi Takdir Allah (Musibah): Ketika kita diuji dengan kesulitan, kesabaran membawa pahala tanpa batas. Musibah adalah bagian dari kehidupan, dan sabar adalah kunci untuk menghadapinya

Terminologi “Pahala Tanpa Batas”: Pahala tanpa batas berarti bahwa Allah memberikan pahala yang sangat banyak, tak terhitung, dan melebihi segala perkiraan. Ini adalah anugerah-Nya bagi orang-orang yang bersabar dan menghadapi cobaan dengan keteguhan iman

D.Ketidakbersabaran dan frustasi ketika menghadapi musibah memiliki dampak yang signifikan, baik terhadap dunia maupun akhirat. Berikut adalah beberapa konsekuensi dari ketidakbersabaran:

Dampak di Dunia:

a.       Stres dan Kesehatan Mental: Ketidakbersabaran dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan gangguan kesehatan mental. Ini mempengaruhi produktivitas, hubungan sosial, dan kualitas hidup.

b.       Keputusan Buruk: Ketidakbersabaran dapat mendorong kita mengambil keputusan impulsif dan tidak terencana. Ini berdampak pada karier, keuangan, dan hubungan.

c.       Hubungan Rusak: Ketidakbersabaran seringkali mengarah pada konflik dalam hubungan dengan orang lain. Kita mungkin bertindak kasar atau tidak sabar, merusak ikatan sosial.

Dampak di Akhirat:

a.       Kehilangan Pahala: Allah menjanjikan pahala yang tak terbatas bagi orang yang bersabar (QS. Az-Zumar: 10). Ketidakbersabaran mengakibatkan kita kehilangan kesempatan meraih pahala tersebut.

b.       Kurangnya Syukur: Ketidakbersabaran menghalangi kita untuk bersyukur atas ujian yang diberikan Allah. Padahal, syukur adalah kunci mendapatkan lebih banyak berkah.

c.       Pertanggungjawaban: Di akhirat, kita akan dimintai pertanggungjawaban atas setiap tindakan. Ketidakbersabaran dapat mengakibatkan dosa dan menghambat kita dari mencapai surga.

E. Contoh kesabaran  Nabi Ayub AS.

Nabi Ayyub merupakan seorang nabi yang dianugerahi kekayaan harta yang melimpah. Kekayaan Nabi Ayyub meliputi hewan ternak seperti unta, sapi, kambing, kuda, dan keledai. Allah SWT kemudian memberikan cobaan penyakit kepada Nabi Ayyub.Mengutip buku Dahsyatnya Doa Para Nabi yang ditulis oleh Syamsudin Noor, S.Ag, Nabi Ayyub As adalah seorang putra 'Ish bin Ishaq bin Ibrahim AS.

Selain kaya harta, Nabi Ayyub juga dikenal dengan sifatnya yang penuh kedermawanan. Kekayaan yang ia miliki ia pergunakan untuk kebaikan seperti disumbangkan kepada fakir miskin, untuk membantu anak yatim, memuliakan tamu-tamunya, dan lain-lain.

 Dijelaskan juga bahwa ia adalah nabi yang penyabar atas segala ujian yang dihadapi. Berkat sifatnya yang penuh kesabaran, ketenangan, dan ketakwaannya tersebut, ia kemudian menjadi hamba yang dikasihi oleh Allah SWT.

Dijelaskan Ibnu Katsir dalam buku Kisah Para Nabi yang diterjemahkan oleh Saefulloh MS, Nabi Ayyub juga merupakan seorang nabi yang menerima wahyu. Ini didasarkan atas firman Allah dalam surat An Nisa ayat 163,

 

 

اِنَّآ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ كَمَآ اَوْحَيْنَآ اِلٰى نُوْحٍ وَّالنَّبِيّٖنَ مِنْۢ بَعْدِهٖۚ وَاَوْحَيْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَعِيْسٰى وَاَيُّوْبَ وَيُوْنُسَ وَهٰرُوْنَ وَسُلَيْمٰنَ ۚوَاٰتَيْنَا دَاوٗدَ زَبُوْرًاۚ

Artinya: "Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud."

Cobaan yang diberikan kepada Nabi Ayyub
Allah SWT kemudian memberi cobaan kepada Nabi Ayyub melalui harta miliknya. Atas kehendak Allah SWT, semua harta ini diambil kembali sehingga Nabi Ayyub tak memiliki apapun.
Selain itu, tubuhnya juga diuji dengan segala macam penyakit, dan yang sehat hanya hati dan lidahnya. Dengan hati dan lidahnya tersebut, Nabi Ayyub selalu berdzikir kepada Allah, dan menghadapi segala cobaan dengan sabar dan tabah. Ia juga selalu mengingat Allah sepanjang hari.

Ujian yang menimpa Nabi Ayyub ini berlangsung cukup lama, sampai ia dan istrinya terusir, bahkan tidak ada yang mau menerima istrinya untuk bekerja.
Suatu hari, istri Nabi Ayyub menjual satu dari dua kepang rambutnya kepada putri seorang pejabat. Ia menukarnya dengan makanan yang layak. Esok harinya, istrinya menjual kepang rambutnya lagi untuk menukarnya dengan makanan.

Nabi Ayyub kemudian menolak makanan yang dibawa tersebut dan bersumpah tidak akan memakannya, sampai istrinya menceritakan keadaan yang sebenarnya. Mereka tak memiliki apapun untuk membeli makanan.

Ketika Nabi Ayyub mengetahui bahwa kepala istrinya tidak berambut, ia kemudian berdoa seperti yang dijelaskan dalam surat Al Anbiya ayat 83,

وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ ۚ

Artinya: "Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, "(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang."

Kemudian Allah juga berfirman dalam Al Anbiya ayat 84,

اسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ ۚ

Artinya: "Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami."

Dari kisah Nabi Ayyub ini menjadi peringatan bagi mereka yang mendapat cobaan. Cobaan dari Allah SWT dapat berupa harta kekayaan, keturunan, ataupun penyakit. Agar bisa dijadikan teladan bahwa Nabi Ayyub yang mendapat cobaan yang berat, terus bersabar sampai Allah SWT berikan kepadanya kesembuhan.

Allah l berfirman:

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

 (Q.S. Az-Zumar [39]: 10)


 

Video



    
   

Guru dan Karyawan


Data Guru tidak ada

PPDB 2026-2027


Follow us


Kontak


Alamat :

Jl Dadali No. 12 Randugunting

Telepon :

0283 4534 123 - 0852-2527-3641

Email :

humaspsb2019@gmail.com

Website :

www.biastegal.sch.id

Media Sosial :

Berita Terbaru


Image

Ketika Memulai di Ujung Senja

Image

Di Ujung Lelah

Image

Ziarah yang Menghidupkan

Image

Jihad Sunyi Pencari Ilmu

Image

Ketika Tak Sempat Berpamitan

Image

Kaya Yang Bersyukur

Banner


Visitor