Serial : Petikan Kitab Riyadus Sholihin Bab 3 , Sabar
Menghadapi
Ujian Hidup Berdasarkan Surat Al-Baqarah Ayat 155
Surat Al-Baqarah ayat 155
menyatakan:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ
وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ١٥٥
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Ayat ini mengandung makna mendalam
tentang ujian yang diberikan Allah kepada manusia. Berikut adalah penjelasan
mengenai mengapa ada ujian, mengapa disebutkan “sedikit ujian”, dan urutan
ujian yang disebutkan dalam ayat ini.Dari ayat inipun Allah sebetulnya mengingatkan
tentang akan adanya ujian sehingga
manusia bisa bersiap –siap.
Mengapa
Ada Ujian untuk Manusia?
Ujian dalam hidup adalah bagian dari
rencana Allah untuk menguji keimanan dan ketakwaan hamba-Nya. Dalam hadits
riwayat Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ
الْبَلَاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ
فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ”
“Sesungguhnya
besarnya pahala tergantung pada besarnya ujian. Dan sesungguhnya Allah, apabila
mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridha, maka
baginya keridhaan Allah, dan barangsiapa yang murka, maka baginya kemurkaan
Allah.” (HR. Tirmidzi)
Ujian adalah cara Allah untuk
membersihkan dosa-dosa kita dan meningkatkan derajat kita di sisi-Nya. Dengan
menghadapi ujian, kita belajar untuk bersabar, bersyukur, dan lebih mendekatkan
diri kepada Allah.
Mengapa
Disebutkan “Sedikit Ujian”?
Kata “sedikit” dalam ayat ini
menunjukkan bahwa ujian yang diberikan Allah sebenarnya tidak sebanding dengan
nikmat yang telah diberikan-Nya. Allah Maha Pengasih dan Penyayang, sehingga
ujian yang diberikan-Nya tidak akan melebihi kemampuan hamba-Nya. Dalam hadits
riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
مَا يُصِيبُ
الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا
غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ
خَطَايَاهُ
Artinya: “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit atau
sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya,
sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari)
Ini menunjukkan bahwa ujian yang
kita hadapi adalah bagian dari kasih sayang Allah untuk menghapus dosa-dosa
kita.Bahkan ummat terdahulu banyak yang dimusnahkan Allah melalui jenis jenis
ujian yang kita alami (kelaparan dan ketakutan). Kita masih lebih banyak
dilindungi dari musibah disbanding dengan ujian yang kita terima.
Urutan
Ujian: Ketakutan, Kelaparan, Kekurangan Harta, Jiwa, dan Buah-buahan
Urutan ujian yang disebutkan dalam
ayat ini memiliki makna tersendiri:
1. Ketakutan:
Ketakutan adalah ujian pertama yang disebutkan karena rasa takut dapat
mengguncang iman seseorang. Ketakutan terhadap musuh, bencana, atau hal-hal
lain dapat menguji sejauh mana kita bergantung kepada Allah.
Sahabat Bilal bin Rabah: Bilal (ra) menghadapi ketakutan dan penyiksaan saat dia menjadi
Muslim di Mekah. Dia dianiaya oleh orang-orang musyrik karena keyakinannya.
Meskipun disiksa, dia tetap teguh dan mengucapkan “Ahad, Ahad” (Allah adalah
satu-satunya Tuhan) bahkan saat disiksa.
2.Kelaparan: Kelaparan menguji kesabaran
dan ketahanan fisik serta mental kita. Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah
SAW bersabda:
مَنْ يَصْبِرْ عَلَى
الْجُوعِ وَالْعَطَشِ فِي الدُّنْيَا، أَطْعَمَهُ اللَّهُ وَسَقَاهُ فِي
الْجَنَّةِ.
Artinya: “Barangsiapa yang berusaha menahan lapar dan haus di
dunia, maka Allah akan memberinya makan dan minum di surga.” (HR. Muslim)
Pemboikotan pada thn ke 7 yang dilakukan oleh
kafir Quraisy terhadap Nabi Muhammad ﷺ
dan kaum Muslimin selama 2th di Makkah
termasuk dalam ujian kelaparan berdasarkan konteks Al-Baqarah ayat 155 "Sampai
mereka mengalami kesulitan dan terpaksa memakan daun kering dan kulit, bahkan
terdengar dari balik perkampungan suara para wanita dan anak-anak yang menangis
karena kelaparan dari kaum perkampungan Abu Thalib".
Meskipun menghadapi kesulitan, kaum
Muslimin tetap bersabar dan memperoleh petunjuk serta rahmat dari Allah
3.Kekurangan
Harta: Kehilangan harta benda menguji
keikhlasan dan ketergantungan kita kepada Allah. Harta adalah amanah dari
Allah, dan kehilangan harta mengingatkan kita bahwa segala sesuatu milik Allah. Abu Yahya Shuhaib
bin Sinan. Kisahnya sangat inspiratif. Dia rela meninggalkan harta kekayaan
yang telah diperolehnya dari hasil perniagaan selama bertahun-tahun di Makkah
demi bersama Rasulullah SAW1. Shuhaib bin Sinan adalah salah satu sahabat Nabi
yang ke Madinah. Ia
mengorbankan harta karena agamanya dan berhijrah dengan jiwanya dan
raganya.
4.Kehilangan
Jiwa: Kehilangan orang yang kita cintai
adalah ujian yang sangat berat. Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW
bersabda:
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ
فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا
أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا قَالَتْ فَلَمَّا تُوُفِّيَ أَبُو سَلَمَةَ
قُلْتُ أَيُّ الْمُسْلِمِينَ خَيْرٌ مِنْ أَبِي سَلَمَةَ فَأَخْلَفَ
“Tidaklah seorang muslim yang
ditimpa musibah, lalu ia mengucapkan apa yang diperintahkan Allah: ‘Inna
lillahi wa inna ilaihi raji’un. Allahumma ajirni fi musibati wa akhlif li
khairan minha’ (Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya kami kembali. Ya
Allah, berilah aku pahala dalam musibahku dan gantilah untukku yang lebih baik
darinya), melainkan Allah akan menggantikan untuknya yang lebih baik darinya.” (HR. Bukhari)
Sahabat Umm Salamah (ra) menghadapi ujian kehilangan suami dan anaknya. Dia
kehilangan suaminya, Abu Salamah, dalam perang Uhud, dan anaknya juga
meninggal. Meskipun menghadapi kesedihan, dia tetap sabar dan beriman.
5.
Kekurangan Buah-buahan: Kekurangan hasil
panen atau rezeki lainnya menguji kesabaran dan rasa syukur kita. Ini
mengingatkan kita bahwa rezeki datang dari Allah dan kita harus selalu
bersyukur atas apa yang diberikan-Nya.
Sahabat Abu Bakr as-Siddiq: Abu
Bakr (ra) menghadapi ujian kelaparan dan kekurangan harta saat dia membantu
orang-orang miskin dan memperjuangkan Islam. Dia juga menghadapi ketakutan
selama hijrah ke Madinah bersama Nabi Muhammad ﷺ. Meskipun menghadapi
kekurangan buah-buahan, dia tetap sabar dan beriman.
Berikan Kabar
Gembira bagi orang yang bersabar
Dalam menerima musibah manusia akan
terbagi menjadi 4 golongan
1. Mereka yang tidak menerima ( menolak ) dengan
berprasangaka buruk kepada Allah , baik dengan berupa Lesan , Pikiran buruk dan
Anggota tubuh yang berontak , mereka akan mendapatkan 2 kerugian yaitu Musibah
itu sendiri dan dosa karena menolak takdir Allah
2. Mereka yang mendapat taufiq untuk bersabar
ketika musibah terjadi baik dengan perkataan maupun perbuatan , mereka kan
mendapat pahala yang besar dari Allah
3. Mereka yang ridlo terhadap musibah yang
menimpanya , mereka mengetahui bahwa ganjaran kesabaran yang didapatkan lebih
besar dari musibahnya
4. Mereka yang bersyukur , bahkan dengan adanya musibah
bagi mereka merupakan nikmat karena dengan musibah tersebut ia mendapatkan
sesuatu yang lebih baik atau sesuatu bermanfaat,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, (Berikanlah kabar
gembira kepada orang-orang yang sabar) maksudnya: sampaikan kabar gembira
kepada mereka bahwa mereka akan
mendapatkan pahala tanpa batas. Orang-orang yang sabar mereka akan
mendapatkan kabar gembira yang sangat besar dan pemberian yang sangat banyak.
Kesimpulan
Surat Al-Baqarah ayat 155 mengajarkan kita bahwa
ujian adalah bagian dari kehidupan yang harus dihadapi dengan sabar dan ikhlas.
Ujian tersebut adalah cara Allah untuk menguji keimanan kita dan membersihkan
dosa-dosa kita. Dengan bersabar dan bersyukur, kita akan mendapatkan pahala
yang besar di sisi Allah. Semoga kita selalu diberikan kekuatan dan kesabaran
dalam menghadapi setiap ujian yang datang. Aamiin.