
SERIAL PETIKAN RIYADUSSHOLIHIN BAB 3 SABAR HADIST NO 47
Menahan Amarah: Memilih Kedamaian Ketika Kuasa di Tangan
Hadits
no. 47: وَعَنْ مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « مَنْ كَظَمَ غَيْظًا، وَهُوَ قَادِرٌ
عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ، دَعَاهُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى رُؤُوسِ
الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ مَا
شَاءَ »
Terjemahan:
"Dari Muaz bin Anas radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, 'Barangsiapa yang mampu menahan amarah, padahal dia mampu
melampiaskannya, niscaya Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memanggilnya di hadapan
segenap manusia pada hari Kiamat, sehingga dia dipersilakan memilih bidadari
yang dikehendakinya.'" (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad;
dinilai Hassan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' no. 6518).
Dalam kehidupan sehari-hari, kemarahan seringkali dipicu oleh tindakan
dari orang-orang yang berada di bawah tanggung jawab kita, seperti anak, istri,
bawahan, atau rekanan. Saat kita memiliki otoritas untuk memberikan balasan
yang setimpal, menahan amarah menjadi ujian tersendiri. Namun, inilah
kesempatan kita untuk menunjukkan kekuatan sejati dan memperoleh ganjaran yang
luar biasa di akhirat.
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى
السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ
النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْ
(yaitu) orang-orang yang selalu
berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan
kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah
mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.
(Ali Imron134)
Konteks
Menahan Amarah dalam Hubungan Kekuasaan
Ketika kita
marah kepada anak, istri, bawahan, atau rekanan yang berada di bawah kekuasaan
kita, sangat mudah untuk menggunakan otoritas kita untuk memberikan balasan
yang setimpal. Namun, hadits ini mengajarkan kita untuk menahan amarah meskipun
kita mampu melampiaskannya. Ini adalah ujian besar, tetapi juga merupakan
bentuk kekuatan sejati yang dihargai oleh Allah.
وَاِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوْا
بِمِثْلِ مَا عُوْقِبْتُمْ بِهٖۗ وَلَىِٕنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ
لِّلصّٰبِرِيْنَ
Jika kamu membalas, balaslah dengan (balasan)
yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Sungguh, jika kamu bersabar,
hal itu benar-benar lebih baik bagi orang-orang yang sabar.
(An Nahl 126 )
Mengapa
Ganjarannya Memilih Bidadari?
Hadiah
memilih bidadari di surga adalah simbol dari penghargaan yang luar biasa bagi
mereka yang mampu menahan amarah. Ini menunjukkan bahwa kesabaran dan
pengendalian diri memiliki nilai yang tinggi di mata Allah. Bagi yang sudah
memiliki istri, janji ini tetap relevan karena menunjukkan betapa besar penghargaan
yang diberikan Allah kepada mereka yang sabar dan mampu menahan diri.
Manfaat Menahan Amarah dalam Kehidupan
- Memperkuat
Hubungan: Dengan menahan amarah, kita dapat menjaga hubungan yang harmonis
dengan orang-orang di sekitar kita.
- Memberikan Teladan Baik: Menahan
amarah menjadi contoh yang baik bagi anak-anak dan orang-orang di bawah
kuasa kita.
- Mendapatkan Pahala: Menahan amarah
adalah perbuatan yang mendapatkan pahala besar di sisi Allah.
- Menghindari
Penyesalan: Tindakan yang diambil dalam kemarahan sering kali membawa
penyesalan. Menahan amarah membantu kita untuk berpikir lebih jernih dan
mengambil tindakan yang bijak.
Penutup
Menahan
amarah terhadap orang-orang yang berada di bawah kekuasaan kita adalah tanda
kekuatan sejati. Ini bukan hanya menciptakan lingkungan yang lebih harmonis,
tetapi juga membawa kita kepada kemuliaan di hari Kiamat. Dengan memahami dan
menerapkan hadits ini, kita dapat mencapai kedamaian dalam hidup dan
mendapatkan ganjaran yang luar biasa di akhirat. Mari kita berusaha menjadi
pribadi yang sabar dan mampu menahan amarah, demi kebaikan dunia dan akhirat
Video
Guru dan Karyawan
Data Guru tidak ada