
24 Jam Bersama Rasulullah SAW
Meneladani
Gaya Hidup Nabawi Sehari Penuh
Pagi Hari: Subuh yang Menghidupkan Jiwa
Hari Rasulullah SAW dimulai sebelum
fajar. Beliau bangun untuk menunaikan shalat malam (qiyamul lail) selama 3
hingga 4 jam. Dalam satu rakaat, beliau bisa membaca surat Al-Baqarah, Ali
Imran, dan An-Nisa. Penuh kekhusyukan, lama rukuk dan sujudnya, meneteskan air
mata, dan bermunajat kepada Allah.
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ:
كَانَ
رَسُولُ اللّٰهِ ﷺ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى
تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ، فَقُلْتُ لَهُ:
لِمَ
تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللّٰهِ وَقَدْ غَفَرَ اللّٰهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ
مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ قَالَ:
"أَفَلَا
أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا؟" (رواه البخاري ومسلم)
“Dari Aisyah berkata: Rasulullah ﷺ salat malam sampai
bengkak kedua kakinya. Maka aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, kenapa engkau
melakukan ini, padahal Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan
datang?’ Beliau menjawab: ‘Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?’”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Usai shalat malam, beliau tidur
sejenak menjelang Subuh. Lalu berwudhu, berangkat ke masjid, dan menunaikan
shalat Subuh berjamaah. Setelah itu, beliau duduk berdzikir di masjid hingga
matahari terbit (syuruq), dan menunaikan shalat isyraq—yang pahalanya seperti
haji dan umrah.
مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ، ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ
اللّٰهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ، كَانَتْ لَهُ
كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ، تَامَّةٍ، تَامَّةٍ (رواه الترمذي)
“Barang siapa salat Subuh berjamaah,
lalu duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian salat dua
rakaat, maka dia mendapat pahala haji dan umrah. Sempurna, sempurna, sempurna.”
(HR. Tirmidzi)
Pagi Menjelang Siang: Mengunjungi Keluarga, Berdakwah, dan Mengajar
Setelah syuruq, Rasulullah pulang ke
rumah untuk bergiliran mengunjungi istri-istrinya. Beliau lembut, perhatian,
dan hadir sepenuh hati. Pukul 09.00 beliau kembali ke masjid, menyampaikan
pengajaran, menerima tamu, atau membahas urusan umat.
Jika tidak ada aktivitas dakwah,
beliau keluar mengurus urusan negara. Rasulullah adalah pemimpin yang terlibat
langsung dalam dinamika masyarakatnya.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ
وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا ﴿الأحزاب:
٢١
“Sungguh telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
(QS. Al-Ahzab: 21)
Siang Hari: Istirahat Sejenak dan Shalat Zuhur
Menjelang Zuhur, Rasulullah
beristirahat sejenak (qailulah) selama 20–30 menit. Qailulah ini bukan tidur
panjang, tapi istirahat yang memulihkan.
Setelah itu, beliau menunaikan shalat
Zuhur berjamaah. Dalam waktu antara Zuhur dan Ashar, Rasulullah menerima
sahabat, memberi arahan, atau meluangkan waktu di masjid.
Sore Hari: Menyambut Ashar dan Kebersamaan
Waktu Ashar, Rasulullah sudah berada
di masjid. Setelah shalat, beliau mengunjungi istri yang mendapat giliran. Sore
hari adalah waktu bersama keluarga, menciptakan kedekatan emosional dan kasih
sayang.
Malam Hari: Makan Malam dan Shalat Isya
Setelah Maghrib, Rasulullah makan
malam bersama keluarga. Beliau tidak makan sendirian, dan makan dengan
sederhana. Shalat Isya dilaksanakan agak malam, memberi waktu bagi umat untuk
menyelesaikan urusan rumah tangga.
Usai Isya, Rasulullah tidur lebih
awal. Sekitar pukul 21.00 atau 21.30 beliau sudah tidur, untuk kemudian bangun
di sepertiga malam terakhir.
Tidur Rasulullah SAW: Singkat Tapi Penuh Berkah
Rasulullah tidur tiga kali dalam
sehari:
- Setelah Isya (sekitar 1,5 jam)
- Setelah
shalat malam (sekitar 1–1,5 jam)
- Tidur siang qailulah (20–30 menit)
Total tidur beliau kurang dari 5 jam
sehari, namun penuh berkah dan energi. Sementara kita, tidur 6–8 jam belum
tentu menghasilkan kekuatan ruhiyah yang sama.
Poligami Rasulullah SAW: Antara Amanah dan Hikmah
Rasulullah berpoligami bukan karena
nafsu, tapi atas dasar wahyu dan misi dakwah. Beliau menikahi janda syuhada,
anak sahabat dekat (seperti Aisyah binti Abu Bakar dan Hafshah binti Umar),
serta putri pemimpin kabilah (Juwairiyah binti Harits) untuk misi sosial dan
politik.
Uniknya, masa monogami beliau lebih
lama (25 tahun bersama Khadijah) dibanding masa poligaminya (13 tahun).
Sumber Penghasilan Rasulullah SAW
Sebelum menjadi Nabi, beliau adalah
pedagang sukses selama 27 tahun. Setelah diangkat menjadi Rasul, penghasilan
beliau berasal dari:
●
Perdagangan
●
Hadiah
dari sahabat
●
Ghanimah
(rampasan perang)
●
Fai' dan
khumus (jatah Rasulullah dari harta perang)
Namun gaya hidup beliau sangat
sederhana. Sering kali tidak ada makanan yang dimasak di rumah selama
berhari-hari.
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ
وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ ﴿النحل:
٨٩﴾
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab
(Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, rahmat, dan
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. An-Nahl: 89)
Menutup Hari dengan Munajat
Rasulullah tidur lebih awal agar bisa
bangun malam. Setiap malam beliau bermunajat, membaca Al-Qur’an panjang,
menangis dalam sujud, dan memohon ampunan untuk umatnya.
إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ
أَدْنَىٰ مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِّنَ
الَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ (المزمل: ٢٠)
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwa
kamu berdiri (salat) kurang dari dua pertiga malam, atau setengahnya atau
sepertiganya, dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang
bersamamu...” (QS. Al-Muzzammil: 20)
Penutup: Mari Meneladani
Kita memang bukan Nabi. Tapi kita bisa
belajar dari semangat beliau:
●
Bangun
malam untuk bermunajat
●
Tidur
cukup tapi berkualitas
●
Seimbang
antara ibadah, keluarga, dan masyarakat
●
Menjalani
hari dengan tujuan, bukan sekadar rutinitas
Jika tidak bisa meniru semuanya,
jangan tinggalkan seluruhnya. Mari hidup seperti Rasulullah SAW—hidup yang
terarah, berkah, dan penuh cinta.
"مَنْ
تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ"
“Barang
siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka.” (HR. Abu Dawud)
Video
Guru dan Karyawan
Data Guru tidak ada