3 Amal yang Allah Cintai

Hadits tentang 3 Amalan yang Dicintai Allah

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ: الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا. قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ. قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ.
 (HR. Bukhari dan Muslim)


Terjemah Hadits

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
 “Aku bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?’
 Beliau menjawab, ‘Shalat tepat pada waktunya.’
 Aku bertanya, ‘Kemudian apa?’
 Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’
 Aku bertanya, ‘Kemudian apa?’
 Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.’”
 (HR. Bukhari dan Muslim)


Tentang Sahabat Abdullah bin Mas’ud

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu adalah salah satu sahabat yang paling awal masuk Islam dan termasuk kalangan yang sangat dekat dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau dikenal sebagai ahli Al-Qur’an, faqih (ahli hukum Islam), dan seorang perawi hadits yang terpercaya.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentangnya:
 "Barangsiapa ingin membaca Al-Qur’an sebagaimana diturunkan, maka bacalah dengan bacaan Ibnu Ummi ‘Abd (yaitu Abdullah bin Mas’ud).”
 (HR. Ahmad)

Beliau dikenal berani, bahkan pernah membaca Al-Qur’an secara lantang di hadapan kaum Quraisy di dekat Ka’bah. Abdullah bin Mas’ud menjadi rujukan utama dalam Al-Qur’an, tafsir, dan hukum di kalangan para sahabat.


1. Shalat Tepat Waktu

Pengertian

Shalat tepat waktu berarti melaksanakan shalat fardhu sesuai dengan waktunya yang telah ditentukan oleh syariat, tanpa menunda-nunda atau melalaikannya. Ketepatan waktu menunjukkan kedisiplinan dalam menjalankan perintah Allah dan tanda ketakwaan seorang hamba.

Dalil Al-Qur’an

Surah An-Nisa ayat 103:

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
 "Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."
 (QS. An-Nisa: 103)

Ayat ini menegaskan bahwa waktu shalat adalah ketetapan yang harus dipatuhi oleh orang-orang beriman. Ketepatan dalam waktu adalah bentuk kejujuran dan keseriusan dalam beribadah.

 

🎁 Keutamaan:

     Mendapat cinta Allah (HR. Bukhari)

     Mendapat pahala lebih besar jika dilakukan di awal waktu

     Menjaga shalat termasuk ciri orang beriman sejati

⚠️ Konsekuensi Jika Berlambat-lambat:

     Dosa jika sengaja melambatkan tanpa udzur

     Shalat yang tidak tepat waktu bisa mengurangi pahala bahkan tidak diterima jika keluar dari waktunya

 


2. Berbakti kepada Kedua Orang Tua

Pengertian

Berbakti kepada orang tua (birrul walidain) adalah sikap hormat, taat, menyenangkan hati, merawat, dan mendoakan mereka. Ini merupakan amalan yang sangat utama dalam Islam setelah ibadah kepada Allah. Islam menempatkan penghormatan kepada orang tua dalam posisi yang sangat tinggi.

Dalil Al-Qur’an

Surah Al-Isra ayat 23:

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
 "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak."
 (QS. Al-Isra: 23)

Surah Luqman ayat 14:

أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
 "Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu."
 (QS. Luqman: 14)

Kedua ayat ini menunjukkan bahwa berbuat baik kepada orang tua adalah bagian dari bentuk syukur dan ibadah kepada Allah.

🪦 Berbakti Setelah Meninggal:

     Mendoakan mereka

     Menunaikan wasiat

     Menyambung silaturahim dengan kerabat dan sahabatnya

     Bersedekah atas nama mereka

⚠️ Contoh Kedurhakaan:

     Membentak atau berkata kasar

     Mengabaikan kebutuhan mereka

     Merasa terbebani atas kehadiran mereka

❤️ Berbakti pada Mertua, Ipar, Kerabat:

     Termasuk bagian dari silaturahim dan akhlak mulia

     Mendapat pahala dan mempererat hubungan keluarga

     Tidak wajib seperti pada orang tua kandung, tapi tetap sangat dianjurkan

 

 


3. Jihad di Jalan Allah

Pengertian

Jihad di jalan Allah adalah segala bentuk upaya maksimal yang dilakukan untuk menegakkan dan membela agama Allah. Jihad bisa berupa pertempuran fisik, tetapi juga mencakup dakwah, menuntut ilmu, berinfak, dan pengorbanan waktu serta tenaga demi agama. Jihad adalah pengorbanan agung dalam Islam setelah hak Allah dan hak orang tua terpenuhi.

Dalil Al-Qur’an

Surah At-Taubah ayat 41:

انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
 "Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan maupun berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah."
 (QS. At-Taubah: 41)

Ayat ini menegaskan pentingnya berjihad dalam berbagai kondisi dan bentuk, baik secara fisik maupun melalui harta benda.

🧠 Bentuk Jihad yang Tidak Meninggalkan Orang Tua:

     Menuntut ilmu untuk umat

     Berdakwah

     Menyebarkan kebaikan lewat media

     Mengajarkan Al-Qur’an

     Beramal sosial

⚠️ Konsekuensi Tidak Berjihad Tanpa Alasan Syar’i:

     Tidak mendapatkan keutamaan jihad

     Terancam dengan kemunafikan jika berpaling dari tanggung jawab dakwah

     Namun, jika karena berbakti pada orang tua, maka tidak dianggap meninggalkan jihad, justru berbakti termasuk jihad utama.

Video



    
   

Guru dan Karyawan


Data Guru tidak ada

PPDB 2025-2026


Follow us


Kontak


Alamat :

Jl Dadali No. 12 Randugunting

Telepon :

0283 4534 123 - 0852-2527-3641

Email :

humaspsb2019@gmail.com

Website :

www.biastegal.sch.id

Media Sosial :

Berita Terbaru


Image

Sholat Tanpa Rasa

Image

GEMBLONG KARYA BATITA

Image

Sabar Menunggu Jawaban Doa

Image

Tawakal: Berserah Tapi Tetap Bergerak

Banner


Visitor