
Jejak Kebaikan Ramadhan di Usia Dini
Catatan
hangat dari Unit Batita Centre BIAS ASSALAM
Siapa bilang
anak kecil belum bisa belajar Ramadhan?
Di Unit Batita Centre BIAS ASSALAM, Ramadhan justru jadi momen istimewa
mengenalkan anak-anak tentang kebaikan dan makna ibadah — meski usia mereka
masih di bawah tiga tahun.
Mereka disebut batita,
singkatan dari "bawah tiga tahun", yaitu santri santri kecil (anak-anak
berusia mulai 4 bulan hingga 36 bulan ). Dalam masa emas pertumbuhan itu, dunia
mereka penuh dengan keajaiban pertama: langkah pertama, kata pertama, tawa
pertama. Maka tak heran, saat diperkenalkan dengan kegiatan Ramadhan, semangat
mereka pun jadi pengalaman pertama yang tak terlupakan — baik bagi anak, guru,
maupun orang tua.
Selama hampir tiga pekan, tepatnya
dari tanggal 7 sampai 25 Maret 2025, ruang kelas diubah menjadi taman bermain
penuh nilai. Kegiatan disusun agar pas dengan usia batita: sederhana,
menyenangkan, tapi bermakna. Anak-anak belajar arti puasa lewat tepuk puasa
dan lagu-lagu ceria. Mereka juga dikenalkan waktu makan sahur dan berbuka lewat
cerita dan permainan.
Tak hanya itu, ada juga pengenalan
sholat tarawih dengan gerakan ringan, kegiatan tadarus sambil mendengar
lantunan Al-Qur’an, dan belajar menghitung jumlah kurma untuk takjil. Saat sesi
kompetisi mengambil huruf Hijaiyah, beberapa anak sampai tak mau
berhenti ikut — semangat mereka menular ke seluruh ruangan.
Momen yang juga membekas saat
anak-anak diajak menimbang beras zakat fitrah, kemudian belajar senang
berinfak dan bersedekah dengan menyisihkan uang receh ke dalam wadah infak.
Di akhir kegiatan, anak-anak bersama ustadzah membuat parcel lebaran
berisi jajanan dan bingkisan sederhana, lalu menutup kegiatan dengan simulasi
sholat Idul Fitri.
“Bahagia sekali rasanya melihat
antusias mereka. Ada yang ingin menimbang beras berulang kali, ada juga yang
tak sabar menunjukkan huruf Hijaiyah yang ia kenali. Tapi puncaknya itu… saat
mereka membawa pulang parcel hasil karya mereka sendiri. Dengan bangga mereka
menunjukkannya ke orang tuanya di gerbang sekolah,” cerita salah satu ustadzah
dengan mata berbinar.
Kegiatan ini bukan hanya menyentuh
sisi kognitif dan motorik anak, tapi juga menanamkan nilai spiritual sejak dini
— lewat kedekatan yang lembut dan menyenangkan.
Kesan Wali
Santri ( Orang Tua) : Hangatnya Ramadhan di Pelukan Anak
Ai NurFaridah, ibu dari Nazaleya
Shereen Al Mujahida, mengaku terharu saat melihat buah hatinya membawa pulang
parcel buatan sendiri.
“Awalnya saya pikir kegiatan
Ramadhan di batita itu hanya main-main biasa. Tapi setelah melihat semangat
Nazaleya dan mendengar ceritanya yang masih terbata, saya sadar… ini bukan
sekadar kegiatan, tapi jejak awal yang indah dalam mengenal ibadah. Parcel yang
ia bawa pulang itu… kecil, tapi nilainya besar sekali buat kami. Saya sampai
simpan bungkusannya. Karena saya tahu, itu bukan sembarang parcel — itu cinta
pertama anak saya kepada Ramadhan.”
Kegiatan seperti ini jadi bukti
bahwa kebaikan memang bisa ditanamkan sejak dini. Bahkan sebelum anak mengerti
semua maknanya, hati mereka sudah belajar merasakannya.
Dan itulah, mungkin, cara terbaik
untuk memulai.
Video
Guru dan Karyawan
Data Guru tidak ada